Alamanahjurnalis.com - Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung langkah Afrika Selatan yang menuntut kejahatan Israel ke Internasional Court of Justice (ICJ) atau mahkamah internasional.
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan, langkah Afrika Selatan yang menuntut Israel ke ICJ merupakan langkah yang berani dan sangat beresiko. Tetapi, menurutnya, hal itu merupakan aksi terpuji yang harus mendapatkan dukungan penuh dari semua pihak.
"Israel benar-benar sudah menjadi kekuatan ideologi politik yang bermasalah, kerasukan pikiran, jiwa dan tindakan-tindakan kotor dengan terus melakukan pembunuhan dan pengrusakan dalam skala yang sangat besar," kata Prof Sudarnoto dalam keterangan yang diterima MUIDigital, Selasa (23/1/2024).
"Kejahatan Israel adalah paling sempurna meliputi kejahatan kemanusiaan, kejahatan agama, kejahatan budaya, kejahatan hukum dan politik, serta kejahatan lingkungan," sambungnya.
Oleh karena itu, kejahatan yang dilakukan oleh Israel harus mendapatkan sanksi yang berat. Selain itu, kejahatan yang dilakukan oleh Israel seharusnya dapat meyakinkan semua pihak terutama Amerika dan sekutunya untuk mengambil langkah progresif dan empati sedalam-dalannya untuk membela kemanusiaan.
"Gelombang kesadaran global membela Palestina semakin hari semakin besar. Tidak saja oleh banyak negara akan tetapi juga kekuatan civil society di mana-mana bahkan komunitas Yahudi di Israel dan Amerika," ungkapnya.
MUI menilai bahwa langkah Afrika Selatan menuntut Israel di mahkamah internasional memperoleh momentum yang baik.
Pertama, pemerintah kabinet Benyamin Netanyahu sudah mulai kehilangan public trust di Israel. Tidak sedikit warga Israel yang mengecam PM Benyamin Netanyahu karena terus menerus melakukan kejahatan, semantara masih banyak warga Israel yang menjadi tahanan Hamas.
Kedua, Israel sangat membutuhkan dukungan diplomatik, polituk dan juga militer Amerika. Sementara Amerika sudah mulai "gontai" melayani keinginan Israel. Apalagi gencatan senjata secara permanen dan solusi dua negara tidak digubris oleh Israel.
"Israel tidak ingin ada negara Palestina. Perbedaan sikap Amerika-Israel ini bisa dijadikan momentuk untuk memperlemah Israel atau untuk mempertajam perbedaan. Sehingga dua-duanya lemah dengan sendirinya," ungkapnya.
Ketiga, tekanan publik secara internasional semakin kiat yang dilakukan oleh elemen masyarakat yang sangat beragam.
Keempat, pemerintah Amerika Serikat dibawah Biden, seperti Israel dibawah Benyamin Netanyahu ini sebetulnya juga sudah mengalami tekanan kuat di dalam negerinya.
"Bahkan warga Amerika sendiri sudah mulai terbelah antara pro Palestina dan pro Israel. Semua ini momentum untuk terus melakukan global pressure baik kepada Israel maupun Amerika," tegasnya.
*MUI Puji Langkah Diplomasi Indonesia Membela Palestina*
Lebih lanjut, Prof Sudarnoto menyampaikan, MUI sangat mengapresiasi langkah diplomasi pemerintah Indonesia untuk membela Palestina.
"Langkah pemerintah Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di berbagai forum multilateral PBB dan OKI dan juga dengan berbagai negara terpisah adalah langkah yang sangat tepat dan perlu terus dilakukan secara progresif dan terukur ke depan," sambungnya.
Prof Sudarnoto menyampaikan, kehadiran Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di ICJ untuk menyampaikan pandangan dan sikapnya semakin menguatkan posisi diplomasi Indonesia dalam menyelesaikan masalah Palestina.
"Kehadiran Menlu di ICJ diharaokan akan berhasil meyakinkan ICJ bahwa Israel benar-benar terbukti melakukan berbagai pelanggaran internasional termasuk melakukan genosida dan kejahatan perang," tegasnya.
Sudarnto mengatakan, MUI sangat berharap agar keadilan benar-benar ditegakkan melalui ICJ dan juga ICC sehingga, ada sanksi baik kepada negara Israel maupun kepada pejabat Israel yang telah membuat keputusan melakukan kejahatan besar.
"Bahkan pemerintah Amerika juga bertanggung jawab penuh atas semua kejahatan ini," tegasnya.
Sumber : MUI.OR.ID