Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Abdul Mu'ti Ungkap 2 Masalah Besar Dunia Pendidikan Saat Ini, Apa Saja?

| May 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-05-27T05:44:25Z


Alamanahjurnalis.com - Dunia pendidikan Indonesia menghadapi tantangan serius. Peserta didik tidak hanya perlu bisa membaca, tetapi juga harus mampu memahami apa yang mereka baca. 

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkap dua persoalan besar dunia pendidikan saat ini. Yaitu, fenomena yang disebut Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan (UNESCO) sebagai schooling without learning dan learning loss.

Hal itu disampaikan oleh Abdul Mu’ti pada Kamis (22/5/2025) dalam Seminar Nasional PGSD 2025 yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMPWR) secara blended.

Menurut Mu’ti, temuan UNESCO tersebut menunjukkan bahwa meskipun peserta didik belajar berhitung atau matematika, mereka tidak bisa berhitung dengan baik dan tidak menguasai logika matematika. 

"Maka, akibat dari schooling without learning itu adalah nilai berbagai macam penilaian itu rendah. PISA itu tidak hanya rendah di kita, di banyak negara juga rendah," katanya yang dikutip dari laman resmi Muhammadiyah pada Senin.

Masalah lain yang tak kalah penting adalah learning loss atau kehilangan banyak hal dari masa ke masa. 

Fenomena ini sebagian besar terjadi akibat pandemi Covid-19. Pembelajaran jarak jauh yang dimediasi ruang digital, meskipun canggih, ternyata meninggalkan masalah dalam proses pembelajaran.

"Learning loss ini belum selesai recovery-nya, bahkan sekarang mulai terlihat dampaknya," kata Mu’ti.

Dampak tersebut, lanjut Mu’ti, terlihat dari kasus yang sempat viral beberapa waktu lalu tentang seorang siswa SMP yang tidak bisa membaca. Mu’ti mengakui bahwa penanganan learning loss ini membutuhkan waktu untuk pemulihan.

Merespons berbagai masalah ini, Kemendikdasmen saat ini berupaya melakukan pemulihan melalui kebijakan seperti perbaikan kualitas guru. 

Mu’ti menekankan bahwa guru memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan belajar dan memotivasi peserta didik.

"Mengajar itu menginspirasi, bukan menjejali murid dengan berbagai macam yang macam-macam," katanya.

Di hadapan civitas akademika UMPWR, Mu’ti menyebut bahwa untuk menciptakan pendidikan yang baik di Indonesia, tidak perlu meniru sistem pendidikan di negara-negara maju seperti Finlandia secara mentah-mentah.

"Sehingga belajar itu harus kita geser dari orientasi angka-angka ke arah orientasi ilmu, sehingga dengan deep learning itu kita didorong untuk belajar tidak hanya mendapatkan ilmu, tapi kita juga yang mengembangkan ilmu itu," katanya.

Konsep deep learning dan teaching, menurut Mu’ti, bukan sekadar transfer ilmu, melainkan proses transformatif. Ia menjelaskan, ketika deep learning diterapkan, materi pelajaran tidak dikurangi, melainkan yang dikurangi adalah pokok-pokok bahasan dalam materi pelajaran agar pemahaman lebih mendalam.

Sumber: beritanasional.com
×
Berita Terbaru Update