Alamanahjurnalis.com - Surakarta - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) terus memperkuat perannya dalam pengembangan pendidikan kedokteran nasional dengan menjalin kerja sama strategis bersama Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
Salah satu agenda utama dari kunjungan ini adalah penandatanganan nota kesepahaman antara FK UMS dan FK UM Banjarmasin dalam rangka pendirian Program Studi Pendidikan Dokter. FK UMS ditunjuk sebagai fakultas pembina yang akan mendampingi proses pendirian hingga pengembangan program studi tersebut sesuai dengan standar nasional dan nilai-nilai khas Muhammadiyah.
Dekan FK UMS, Dr. dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, M.Kes., Sp.DVE, Dipl.STD-HIV/AIDS., FINSDV, FAADV., dalam paparannya menyebut bahwa tantangan terbesar dalam merintis program studi kedokteran adalah pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Dibutuhkan minimal 26 dosen dengan kualifikasi ketat untuk memenuhi syarat pendirian FK. Ini berbeda dengan prodi lain yang relatif lebih mudah dari sisi SDM,” ujarnya saat ditemui pada Rabu (16/7).
Sebagai bagian dari sinergi, FK UMS akan membantu dalam pemetaan SDM, termasuk menjalin koneksi dengan berbagai perguruan tinggi terkemuka yang memiliki program magister dan spesialis, seperti Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Sebelas Maret, Universitas Sumatera Utara, hingga Universitas Gadjah Mada.
“Kami berperan sebagai penghubung antara FK UM Banjarmasin dengan sumber daya nasional yang relevan,” jelas Flora.
Lebih lanjut, FK UMS juga memberikan pendampingan dalam penyusunan kurikulum kedokteran yang adaptif terhadap era 5.0. Menurutnya, mahasiswa kedokteran saat ini harus disiapkan untuk menghadapi tantangan big data, AI, IoT, dan robotika, tanpa melupakan kearifan lokal dan nilai-nilai keislaman.
Sebagai contoh penguatan nilai tersebut, FK UMS tidak hanya mengajarkan teori agama, tetapi juga membina mahasiswa agar mampu menjadi pemimpin keagamaan di masyarakat. Mahasiswa FK UMS dibekali kemampuan untuk memimpin salat jenazah, memberikan khutbah Jumat, kultum, hingga berdakwah di AUM sekitar.
Pendampingan dari UMS dilakukan secara hybrid, baik online maupun offline. Komunikasi intensif dilakukan dengan Tim Task Force FK UM Banjarmasin untuk menjaga momentum dan memastikan setiap tahapan berjalan sesuai regulasi.
“Jika perlu pertemuan langsung, kami siap datang. Namun, jika memungkinkan secara daring, kami manfaatkan Zoom untuk efisiensi,” jelasnya.
Dari sisi tata kelola, FK UMS juga menekankan pentingnya pemahaman regulasi. Sarana prasarana bukan soal anggaran saja, tapi soal kepatuhan terhadap standar. Salah desain ruang bisa berdampak pada akreditasi. Dekan juga menyebut pentingnya mendesain ruang kuliah, laboratorium, skill lab, hingga ruang tutorial sesuai ketentuan.
Kerja sama ini akan berlangsung hingga enam tahun ke depan dalam kerangka implementasi Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang meliputi pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, serta Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK).
UMS juga mengamanahkan tiga dosen tetapnya untuk membantu mengajar di FK UM Banjarmasin tanpa berpindah homebase. Langkah ini menjadi wujud nyata komitmen UMS dalam membina pendidikan kedokteran yang unggul dan bernilai.
Dengan kolaborasi strategis ini, UMS dan UM Banjarmasin berharap dapat mencetak lulusan dokter yang tidak hanya kompeten secara keilmuan, tetapi juga unggul dalam akhlak dan kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam.
“Kami ingin kebermanfaatan ini dirasakan luas oleh umat,” pungkas Flora.
Kunjungan resmi tersebut telah terlaksana pada Rabu–Jumat, 2–4 Juli 2025, yang dilakukan oleh Rektor UMS Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., Dekan Fakultas Kedokteran (FK) UMS Dr. dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, M.Kes., Sp.DVE, Dipl.STD-HIV/AIDS., FINSDV, FAADV., dan dr. Erika Diana Risanti, M.Sc. (Yusuf/Humas)
Sumber: ums.ac.id