-----
Alamanahjurnalis.com - Surabaya - Pembina Aliansi Komunitas Jurnalis Independen Indonesia (AKJII) Kediri, Djoko Kariyono, kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap keselamatan dan ketertiban masyarakat. Melalui imbauan terbuka yang disampaikan kepada publik, beliau mengajak seluruh pengguna jalan—baik pengendara roda dua, roda empat, hingga pejalan kaki—untuk menumbuhkan sikap saling menghormati serta menghindari arogansi saat berada di jalan raya.
Menurut Djoko Kariyono, perilaku berkendara yang arogan bukan hanya membahayakan diri sendiri, tetapi juga mengancam keselamatan orang lain. Banyak kasus kecelakaan maupun gesekan sosial yang berawal dari tindakan sepele, seperti memotong jalur, tidak memberi isyarat belok, mengebut di area padat, hingga emosi yang mudah tersulut hanya karena hal kecil.
“Jalan raya adalah ruang bersama. Setiap orang punya hak yang sama untuk merasa aman. Jangan sampai sikap arogan justru menimbulkan bahaya dan merugikan sesama,” tegasnya.
Beliau juga menekankan bahwa budaya tertib berlalu lintas bukan hanya tanggung jawab aparat kepolisian, melainkan seluruh elemen masyarakat. Kesadaran untuk mematuhi aturan, menjaga etika berkendara, serta mengedepankan empati menjadi kunci terciptanya lingkungan jalan yang harmonis.
Djoko Kariyono menambahkan bahwa di era modern seperti sekarang, angka mobilitas yang tinggi sering membuat sebagian warga terburu-buru dan tidak sabaran. Namun kondisi tersebut seharusnya tidak menjadi pembenaran untuk bersikap semena-mena di jalan. Justru, dengan meningkatnya aktivitas masyarakat, diperlukan penguatan karakter dalam diri setiap individu untuk tetap santun, sabar, dan saling mengerti.
“Mari saling menghormati. Jangan saling serobot, jangan mudah tersinggung, dan jangan merasa paling benar. Keselamatan adalah prioritas bersama,” ujarnya lagi.
Sebagai tokoh yang aktif membina komunitas jurnalis, Djoko berharap rekan-rekan media turut mengambil peran dalam menyuarakan edukasi keselamatan berlalu lintas kepada masyarakat luas. Pemberitaan yang konstruktif dan edukatif diyakini dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi perilaku berkendara yang tidak beretika.
Imbauan ini pun mendapat respons positif dari berbagai kalangan, termasuk komunitas pengendara, tokoh masyarakat, hingga generasi muda. Banyak yang menilai bahwa ajakan tersebut sangat relevan dengan kondisi lalu lintas saat ini, terutama di wilayah perkotaan yang terus berkembang dan semakin ramai.
Di akhir imbauannya, Djoko Kariyono mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan sikap santun di jalan sebagai budaya bersama. Dengan demikian, keamanan dan kenyamanan dalam berkendara dapat terwujud, sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan humanis.
“Ingat, keselamatan bukan hanya tentang helm atau sabuk pengaman, tetapi juga tentang hati dan perilaku kita di jalan,” tutupnya.
Jurnalis: Zackia Fathur Rozaq, S.M., C.Par

