Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pengembangan Visi Umat Islam dalam Pembangunan di Indonesia

| May 28, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-05-27T23:46:45Z

Alamanahjurnalis.com - Kediri - Cita-cita Islam merupakan refleksi tauhid yang merupakan prinsip sentral dan kardinal dalam Islam yang menekankan kesatuan hubungan antara tiga eksistensi yaitu Tuhan, alam dan manusia. Manusia sebagai subyek kehidupan merupakan khalifah Tuhan yang diberi kuasa untuk memanfaatkan alam untuk membangun peradaban di bumi.

Keberhasilan misi kekhalifahan ini sangat tergantung kepada kemampuan manusia dalam mengembangkan sunnatullah dalam dirinya, yakni dengan menginternalisasikan kekuatan-kekuatan Tuhan (al-Asma al-Husna), sehingga ia (manusia) dapat memahami dan memanfaatkan sunnatullah pada alam semesta.

Pengembangan kekhalifahan ini meniscayakan kerja kolektif manusia bersama manusia yang lainnya. Konsep kekhalifahan manusia dengan demikian mengandung dimensi sosial, baik pada proses maupun tujuannya.

Proses dan tujuan dalam hal ini terjalin dalam hubungan simbiotik yang bersifat dinamis, yaitu bahwa proses pencapaian tujuan kekhalifahan yang menuntut adanya komunitas sosial dengan kualitas tertentu, yang pada giliran berikutnya mendukung terjadinya proses yang lebih baik, lebih maju dalam mewujudkan komunitas sosial yang lebih kualitatif.

Ideologi Islam sebagai pendorong utama perubahan dalam organisasi Islam mencakup proses material yang ditimbulkan oleh tekanan keras dari teknologi, ekonomi, lingkungan atau biologi, baik internal maupun eksternal. 

Kehidupan di era globalisasi ini diperlukan implementasi ijtihad atas fikih personal (fiqh al-hayat al-syakhsiyah) dan fikih sosial (fiqh al-hayat al-ammah) dengan langkah-langkah (Al Raysuni & J. Barut, 2002) :
1. Identifikasi masalah meliputi persoalan-persoalan deskriptif-demonstratif (mausufah mubayyinah) dan persoalan-persoalan populer spesifik (ma’rufah mu’ayyanah)
2. Mempertimbangkan hasil dengan kaidah mencegah kerusakan (sadd az-zarai)
3. Mengamati perubahan dengan menentukan kadar perubahan, serta memahami sampai dimana pengaruhnya atas hukum yang telah ditetapkan.

Dalam era transformasi ini diperlukan reinterpretasi ajaran Islam (A. Qodri, Azizy,  2004) yaitu menjadikan Islam sebagai tempat konsultasi masyarakat yang menggunakan pendekatan psiko-analisis dan tasawwuf dengan jalan menegakkan ajaran Islam mengenai meningkatan ekonomi, yang erat kaitannya dengan prestasi, kompetisi, etos kerja dan semacamnya dan memberi nasihat akan keseimbangan mentalitas, sehingga harus mengemukakan ajaran-ajaran mengenai dzikir (selalu ingat kepada kebesaran Allah), qana’ah (menerima apa adanya sesuai dengan kemampuan yang dapat diperbuat secara maksimal), tawakkal, bahkan juga zuhud.

Pengembangan visi umat Islam dalam pembangunan di Indonesia terbentuk karena kondisi modernitas yang membantu menggerakkan perubahan dan ijtihad terus-menerus yang merevolusionerkan nilai, teknik, pola kehidupan, taraf hidup, dan sebagainya. 

Penulis : Ninik Qurotul Aini
×
Berita Terbaru Update