Alamanahjurnalis.com - Pemerintah Israel menyatakan kesediaannya untuk mengambil serangkaian langkah kemanusiaan mendesak guna meredakan krisis kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza.
Komitmen ini disampaikan setelah berlangsungnya dialog konstruktif antara Israel dan Uni Eropa. “Berdasarkan keputusan Kabinet Israel dan hasil dialog yang membangun dengan Uni Eropa, sejumlah langkah penting telah disepakati untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza,” ujar Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, dalam pernyataannya pada Kamis (11/7/2025).
Ia menegaskan bahwa langkah-langkah tersebut akan segera dilaksanakan dalam beberapa hari ke depan. Menurutnya, ada kesepahaman bersama bahwa bantuan dalam skala besar harus langsung menjangkau warga sipil di Gaza, dan berbagai upaya akan terus dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan bantuan oleh kelompok Hamas.
Beberapa langkah yang telah disetujui mencakup peningkatan signifikan jumlah truk pengangkut bantuan makanan dan kebutuhan non-pangan setiap hari ke wilayah Gaza, pembukaan lebih banyak jalur masuk di bagian utara dan selatan, serta pengaktifan kembali rute bantuan melalui Yordania dan Mesir.
Langkah lainnya termasuk mendistribusikan pasokan makanan melalui jaringan roti dan dapur umum di seluruh Gaza, melanjutkan pengiriman bahan bakar untuk fasilitas kemanusiaan hingga tingkat operasional yang memadai, serta memfasilitasi perbaikan infrastruktur penting seperti pembangkit listrik untuk instalasi penyulingan air laut.
Kallas juga menekankan pentingnya perlindungan bagi pekerja kemanusiaan, dan menyebut hal itu sebagai bagian dari upaya yang akan dilakukan.
“Perlindungan bagi pekerja kemanusiaan merupakan salah satu prioritas dalam pelaksanaan langkah-langkah ini,” jelasnya.
Uni Eropa, lanjutnya, siap bekerja sama dengan semua pihak terkait, termasuk lembaga PBB dan LSM di lapangan, untuk memastikan langkah-langkah tersebut dapat dijalankan dengan cepat dan efektif.
“Uni Eropa kembali menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan seluruh sandera yang tersisa, serta mendukung upaya diplomasi yang saat ini dilakukan Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat,” tambahnya.
Sementara itu, pada Rabu lalu, Hamas menyatakan telah sepakat membebaskan 10 sandera hidup sebagai bentuk itikad baik dalam proses negosiasi menuju kesepakatan gencatan senjata.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya juga mengatakan bahwa pihaknya “sangat dekat” dengan tercapainya kesepakatan gencatan senjata, seiring terus berlangsungnya negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel di Doha, Qatar.
Sejak Oktober 2023, militer Israel telah menewaskan hampir 57.700 warga Palestina di Gaza, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan udara yang tak henti-henti menghancurkan wilayah tersebut, menyebabkan kekurangan pangan dan penyebaran penyakit.
Pada November tahun lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait serangan militernya di Gaza.
Sumber: beritanasional.com