Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Pentingnya Mengenali Perubahan Emosi dan Respons Tubuh yang Menunjukkan Stres

| December 03, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-12-02T20:21:30Z


RSI.com - Psikolog Sani B. Hermawan mengatakan, stres bisa terjadi ketika seseorang menghadapi tekanan tetapi tidak punya cukup daya untuk mengatasinya.


Lulusan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia itu mengatakan, stres bisa memicu perubahan emosi dan respons tubuh.


"Makanya kadang-kadang kalau kita stres tuh ada perilaku (respons tubuh) yang muncul, misalnya, diri kita kagetan, kadang banyak bengong, kadang jadi sensitif," katanya.


"Kita secara emosional jadi mudah marah, atau secara perilaku misalnya jadi enggak bisa tidur, terus secara fisik juga badan juga jadi kayaknya lemas terus. Itu gejala stres," katanya.


Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani itu menyarankan orang yang mengalami gejala stres segera melakukan upaya-upaya untuk meredakan stress. Salah satunya menenangkan diri.


Menurut dia, sementara waktu menjauhkan diri dari media sosial bisa membantu mengurangi kecemasan akibat paparan informasi yang dirasa membebani.


Sani mengatakan, melakukan relaksasi, menekuni hobi, dan beramal juga bisa membantu menenangkan diri.


"Regulasi emosi, kita juga harus tarik napas dalam, mendekatkan diri pada Tuhan untuk ketenangan, mencari orang-orang yang bisa dipercaya atau yang cukup bisa membesarkan hati untuk bisa keluar dari trauma bencana, misalnya," katanya.


Sani menekankan pentingnya mengenali tanda-tanda masalah dalam diri, menerima kondisi, dan berupaya mencari cara untuk mengatasinya.


"Jadi akhirnya kita harus tahu apa yang kita miliki, apa yang kita punya sumber-sumber dalam mengatasi stres tersebut, dan kita melakukan tadi, kegiatan rutin, olahraga, hobi, kegiatan yang bermanfaat," katanya.


"Kalau emang butuh, harus kita ke psikolog juga untuk memastikan apakah tingkat stres kita perlu medikasi atau tidak," ujarnya.


Mereka yang membutuhkan dukungan untuk mengatasi stres bisa memanfaatkan layanan konsultasi psikologi gratis dan saluran-saluran yang menayangkan siaran tentang upaya pemulihan mental.


"Kalau ke layanan psikologi terlalu berat atau mahal, makanya mungkin sulit. Tapi, kalau kita ambil konsultasi gratis, misalnya, atau tadi melihat tayangan-tayangan yang temanya recovery mental dari bencana misalnya, itu banyak sekali," ujar Sani.


Sumber: beritanasional.com

×
Berita Terbaru Update