Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

12 Rabiul Awal: Sejarah, Makna, dan Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

| September 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-04T13:53:15Z



Alamanahjurnalis.com – Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriah. 


Tanggal ini diyakini menandai hari kelahiran Rasulullah, meski para ulama berbeda pendapat mengenai kepastian waktunya.


Menurut riwayat yang banyak dijadikan rujukan, Ibnu Katsir, menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada Hari Senin, 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah. Riwayat ini juga diperkuat oleh Jabir dan Ibnu Abbas. 


Tidak hanya itu, sejumlah peristiwa penting dalam kehidupan Rasul juga terjadi pada hari Senin: beliau diutus sebagai Nabi, berhijrah, hingga wafat.


Meski demikian, dari sisi astronomi, sebagian ahli menilai tanggal tersebut tidak tepat jatuh pada hari Senin di Tahun Gajah. Seorang astronom Muslim, Mahmūd Pashā, bahkan berpendapat bahwa Rasulullah lahir pada pagi hari 9 Rabiul Awal, bertepatan dengan 19 atau 20 April 571 M. Karena itu, sebagian ulama menyebut kelahiran Nabi kemungkinan besar jatuh pada tanggal 8 atau 9 Rabiul Awal. 


Artinya, tidak ada kesepakatan tunggal mengenai tanggal kelahiran Rasulullah. Namun, mayoritas ulama dan tradisi umat Islam tetap menjadikan 12 Rabiul Awal sebagai momen peringatan Maulid Nabi.


Pentingnya 12 Rabiul Awal dalam Islam 


Bagi umat Islam, kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa monumental dalam sejarah manusia. Beliau datang membawa risalah Islam yang menekankan tauhid, kasih sayang, keadilan, dan akhlak mulia.


Selain kelahiran, bulan Rabiul Awal juga istimewa karena menjadi bulan hijrah Rasulullah ke Madinah, peristiwa yang menandai awal kalender Hijriah dan tonggak penting perkembangan umat Islam.


Kapan 12 Rabiul Awal 2025? 


Tahun ini, berdasarkan perkiraan hisab, 12 Rabiul Awal 1447 H diperkirakan jatuh pada Jumat, 5 September 2025 di Indonesia. Hari tersebut tanggal merah atau libur dan bertepatan dengan akhir pekan. Sehingga momen Maulid nabi bisa meniadi long weekend. 


Bagaimana Umat Islam Merayakan Maulid Nabi? 


Tradisi peringatan Maulid Nabi sangat beragam di seluruh dunia. Ada yang memperingatinya dengan khidmat, ada pula yang merayakannya secara meriah. Beberapa bentuk perayaan antara lain: 


* Pembacaan shalawat dan maulid (Simtudduror, Barzanji, atau Diba’i).

* Kajian dan tausiyah tentang sirah Nabi Muhammad SAW. 

* Parade atau pawai nasyid oleh anak-anak di beberapa negara Muslim. 

* Aksi sosial berupa pembagian makanan, santunan fakir miskin, dan peningkatan sedekah. 

* Dzikir dan doa bersama sebagai bentuk syukur atas kelahiran Nabi.


Teladan Rasulullah dari Hari Kelahirannya 


Menariknya, Rasulullah sendiri menandai hari kelahirannya dengan ibadah puasa Senin. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, beliau bersabda: 


"Itulah hari kelahiranku dan hari aku diutus, atau hari pertama aku menerima wahyu."


Dengan demikian, peringatan Maulid Nabi bukan sekadar tradisi, melainkan juga momentum untuk merenungi kembali ajaran dan keteladanan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari: jujur, amanah, penuh kasih, serta menjadi rahmat bagi semesta alam. 


Kesimpulan 


Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai tanggal pasti kelahiran Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal tetap menjadi simbol penting bagi umat Islam. 


Ia bukan hanya peringatan kelahiran seorang Nabi, melainkan juga momen spiritual untuk memperbarui cinta, syukur, dan komitmen menjalani ajaran beliau. 


Melalui Maulid Nabi, umat Islam diingatkan kembali bahwa kehadiran Rasulullah SAW adalah rahmat terbesar bagi umat manusia, yang membawa risalah kebenaran, kasih sayang, dan keadilan untuk seluruh alam.


Sumber: kompas.com

×
Berita Terbaru Update