Alamahjurnalis.com - Balikpapan - Masalah air PDAM yang selama ini mengalir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Balikpapan sekarang ini kacau. Malah gelar APEKSI yang menghabiskan dana Rp.16 Miliar. Hal ini disampaikan oleh Budiono pada Sabtu (01/06/2024).
Selanjutnya Budiono Wakil Ketua DPRD Balikpapan mengatakan, 'Untuk air bersih itukan memang kebutuhan pokok masyarakat. Sesuai regulasi Pemerintah itu menyediakan bahan bakunya. Tentu kelanjutannya pengolahan kita serahkan ke PT. MB. Di sanalah inovasi, transparansi, untuk mengatasinya."
"Sekarang ini sudah musim penghujan. Apa kendalanya masyarakat sekarang ini yakni air. Ada yang laporan ke saya masalah air ini. Maka dari itu diperlukan inovasinya. Waktunya sudah perlu transparansi manajemennya PT. MB ini. Tapi pastinya harus cari solusi."
Bagaimana untuk memenuhi kebutuhan air baku itu.
"Saya yakinlah kedepan harus lebih profesional untuk bisa mengatasi
kebutuhan air baku itu." tuturnya.
Bagaimana hal ini bisa terealisasi secepatnya.
Budiono mengatakan, "Memang hari ini salah satunya kita harus atur ketersediaan air dan kebutuhan. Bisa saja kita buat Perda SPAM. Sehingga salah satunya daerah-daerah yang surplus air bisa dikelola jadi satu manajemen. Ya Pemerintah yakni PT MB."
Budiono melanjutkan, "Tempat yang surplus bisa dialirkan ke tempat lain dengan manajemen yang dikelola oleh Perusahaan Pemerintah Daerah lain. Dan kita juga tahu kalau kita data RT atau per Kelurahan. Di daerah mana yang surplus air mungkin di sana ada sumur dapat dialirkan ke tempat yang kekurangan air.
Tapi semua itu dengan manajemen dari Perusda tadi."
"Kalau secara ketersediaan air baku itu cukup, memang ada kendala. Karena jaringan kita sedikit tua. Tapi kita bisa atur.
Bagaimana agar tidak bocor. Jadi kalau itu dilaksanakan bisa merata. Jadi supaya tidak ada lagi kebocoran kita atur distribusinya.Kalau kendalanya dari jaringannya, kita atur bagaimana. Entah itu bergilir. Tapi jangan juga sampai satu bulan. Solusinya Pemerintah
harus mengatasi dengan cara bergilir tadi dengan Perda SPAM." tutupnya.
Jurnalis : Lilik .S.